Sabtu, 04 Februari 2012
a letter for you
Dear Sahabat
Tulisan ini aku tulis sebagai ungkapan hatiku atas apa yang terjadi akhir-akhir ini. Ingin rasanya aku menarik tanganmu hanya agar kita dapat ngobrol seperti dulu lagi, obrolan lepas tanpa beban dan terkadang diselingi dengan ledekan dan ejekan. Ada kalanya pula aku menangis dan kau hanya bisa menenangkanku dengan mengucap ‘sabar yah’. Begitu pula halnya saat kau merasa kesal dan lelah atas apa yang terjadi dalam hidupmu, aku pun juga hanya bisa mengucap ‘sabar yah’.Sesekali juga kau bercerita tentang impian-impian mulia yang ingin kau wujudkan, dan aku pun hanya bisa mengucap, ‘semangat yah’. Aku yakin kau akan bisa mewujudkan impian-impian itu kawan karena kau memang capable and talented.
Tapi itu dulu, saat kau masih menganggapku ada di dunia ini. Saat kau masih sudi menyapaku dan mengajakku makan, atau mengajakku sholat. Sekarang semua sudah berubah yah? Dan perubahan itu terjadi sangat cepat. Jujur, aku masih belum terbiasa dengan perubahan ini. Aku masih saja sering menangis, mungkin aku terlalu lemah tapi aku pun juga belum bisa mencari jalan keluar.
Ada apa denganmu kawan? Sehina itukah aku di matamu? Hingga kau pun tak sudi menatap mataku lagi, atau sekedar menyapaku. Bahkan kau jadikan aku objek ledekan dan sindiran jika kau sedang berkumpul dengan teman-teman lain. Itulah yang aku dengar kawan, dan kenapa kau harus bersikap seperti itu? Bukankah kita dulu terbiasa blak-blakan? dari depan dan belakang? kau sebenarnya tidak jauh dari posisiku saat ini. Hanya saja, situasi sekarang sudah membuatku sulit untuk ngobrol denganmu.
Sampai kapan ini akan berlangsung yah? Selama ini aku mencoba untuk bersabar tetapi semakin lama jujur aku lelah. Ingin sekali bersikap sama sepertimu tapi aku tak bisa dan aku memang tidak mau. Hanya saja, aku memang mencoba untuk tidak langsung berbicara atau ngobrol denganmu, kecuali jika kau mengajak ngobrol terlebih dahulu. Bukan karena apa tetapi aku takut jika obrolanku membuatmu tidak nyaman. Maaf kawan...
Yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa agar kau selalu baik-baik saja. Dan aku hanya bisa ngobrol dengan bantuan bb,, itupun hanya sekedar memberimu semangat dan support. Aku nggak akan curhat2 lagi,, aku takut curhatanku mengganggumu. Maaf lagi yah.. Lebih baik aku kembali menulis ceritaku lewat buku,, setidaknya aku masih bisa share sekalipun hanya lewat buku.
Sekarang aku hanya bisa berdoa situasi kembali kondusif dan kau pun akhirnya menyapaku kembali seperti biasa. Toh kita bukan anak kecil, menurutku hal ini juga tidak perlu terjadi terus menerus.
No matter what happen,, no matter what they say.. You will always be my best friend..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar