Minggu, 19 Mei 2013

Take My Breath Away

Take My Breath Away pun mengalun indah di kedua telingaku. Mengiringi air hujan yang turun disana dan menemani kosongnya kehidupan disini. Sendiri dan hanya ditemani terangnya lampu bermerk Phillips..

Aku tak lagi menulis Dear You atau Aku Kamu atau Untitled atau apalah yang selalu bersambung hehe.. Kali ini aku menulis apa yang seharusnya sudah aku lepaskan sejak lama. Apa yang seharusnya sudah tidak lagi menghantuiku. Sesuatu yang menjadi musuh terbesarku. Adalah diriku sendiri..

Tanpa sadar, ada bagian dalam diri ini yang terus membayangi hari-hariku, diriku yang lain, yang membuatku hampa dan kosong. Diri yang selalu mengingatkanku dengan setiap luka dan trauma yang kualami sejak kecil. Diri yang selalu menghambatku untuk menaklukkan ‘dunia’..

Orang dewasa mengatakan ini lumrah terjadi.. Bagian dari proses menemukan diri kita yang sebenarnya. Untuk memutuskan kehidupan kita ke depannya. Entahlah.. mungkin mereka benar karena mereka telah melewati semuanya..

Aku hanya ingin terlahir kembali, biarlah yang di belakang menjadi bagian dalam hidup. Namun bukan berarti hambatan untuk menjalani kehidupan yang jauh lebih baik. Everyone makes mistakes, but we still have time to fix it, fix life.

Aku tahu diluar sana masih banyak yang mencibirku.. Aku ingin buktikan pada mereka bahwa aku tidak seburuk yang mereka pikirkan tentang siapa sebenarnya diriku. I’ve been through pain n happiness in one time but now i choose to be happy, the real happiness that i deserve. No one can fool me or even blame me for all the things that i’m doing.

Itulah kenapa judulnya Take My Breath Away, biarlah nafasku yang seperti ini untuk terakhir kali. INGAT, terakhir kali.. Kalau kata Linkin Park,, remember all the sadness and frustration and let it go..

Setiap orang berhak untuk bahagia kan? Jadi tolong, ijinkan aku bahagia...